Ringkasan Materi Sejarah
Kelas XI IPS
Semester 2
Materi Pokok : Muncul
dan Berkembangnya Pergerakan Nasional Indonesia.
Karakteristik
Perlawanan Terhadap Belanda pada Awal Abad ke 20 (Pergerakan Nasional) :
Perlawanan
bersifat nasional
Tujuan perlawanan untuk mencapai
kemerdekaan nasional
Alat perjuangan berupa
organisasi/partai
Perlawanan memiliki 2 cara,
kooperatif dan nonkooperatif. Kooperatif berarti ikut bekerja sama
dengan pemerintah kolonial Belanda dalam usaha mencapai kemerdekaan.
Nonkooperatif berarti tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial
Belanda dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan
Perjuangan
dipimpin oleh kaum intelektual
Asal-usul nama bagi kepulauan Indonesia:
Hindia
Berasal
dari bahasa Yunani (Herodotus) untuk menyebutkan kata
Indus. Dipopulerkan oleh seorang pelaut Portugis yang pernah datang ke
Indonesia yaitu Vasco De Gamma
Nederlandsch
Oost Indie
Nama ini berasal dari bahasa
Belanda. Nama ini adalah sebutan orang Belanda terhadap jajahannya di
kepulauan Indonesia yang nanti berubah namanya menjadi Nederlandsch
Indie. Nama ini memiliki arti bahwa Indie (Indonesia) adalah negeri
bawahan (jajahan) Belanda (Nederland)
Insulinde
Nama
ini diambil dari dua kata dalam bahasa Belanda, Insula/Insulair yang
berarti pulau dan Indie yang berarti Hindia. Nama ini ditemukan dalam
karangan Edward Dowes Dekker (Multatuli) yaitu Max
Havelaar. Dipopulerkan juga oleh Profesor Veth.
Nusantara
Nama
ini ditemukan dalam perpustakaan India kuno, untuk menyebutkan
kepulauan Indonesia. Nama ini diambil dari dua kata, Nusa yang berarti
pulau dan antara yang berarti diantara. Jadi nama ini memiliki arti
kepulauan yang terletak diantara, baik diantara benua (Asia dan
Australia) maupun diantara samudera (samudera Hindia dan samudera
Pasifik)
Indonesia
Nama
ini diciptakan oleh Prof. Adolf Bastian pada tahun
1884. Ia adalah seorang guru besar pada universitas di Berlin dalam ilmu
bahasa. Ia mengarang buku yang terdiri dari lima jilid yang berjudul Indonesien Oder die Inseln des Malaischen Archipelago. Kata
Indonesia ini berasal dari dua suku kata yaitu Indo dan nesie (Nesos
dalam bahasa Yunani) yang berarti Kepulauan Hindia. Kata Nesos juga
hampir berdekatan dengan kata nusa dalam bahasa kita yang berarti
kepulauan
Hindia Timur
Nama
ini dipakai oleh salah satu organisasi pada masa pergerakan nasional
yaitu Muhammadiyah pimpinan K.H. Ahmad
Dahlan. Nama ini sangat populer di kalangan Muhammadiyah dan menjadi
nama resmi dalam organisasi ketika menyebutkan kepulauan Indonesia.
Organisasi Pergerakan Nasional
Budi Utomo
Organisasi
ini lahir di Batavia pada tanggal 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan
Nasional) atas prakarsa dari mahasiswa-mahasiswa S.T.O.V.I.A (School Tot
Opleiding van Indische Arsten). Organisasi inimuncul karena
dilatarbelakangi oleh inisiatif Dr. Wahidin Sudirohusodo yang bangkit
untuk memberikan pengajaran kepada orang Jawa dengan menghimpun dana
dari tiap daerah di Jawa (study found).
Tokoh-tokoh:
· Dr Wahidin Sudirohusodo
· dr Sutomo
· Tjipto Mangunkusumo
Organisasi ini bersifat kedaerahan
(etnosentris) hanya ditujukan untuk mahasiswa Jawa ataupun kalangan
priyayi Jawa sehingga kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia
pada waktu itu. Pergerakan organisasi ini koopertif, melakukan kerjasama
dengan pihak pemerintah kolonial Belanda.
Sarekat
Dagang Islam
Organisasi ini dibentuk di kota
Solo oleh pedagang batik yaitu Haji Samanhudi pada tahun 1911. Organisasi ini bersifat
nationalistis-democratis-religieus-economis. Latar belakang muncul
dan berkembangnya SDI ini adalah:
· Perdagangan bangsa Tionghoa adalah
suatu halangan buat perdagangan Indonesia karena monopoli bahan batik,
ditambah pula dengan tingkah laku sombong dari bangsa Tionghoa sesudah
revolusi di Tiongkok
· Kemajuan gerak langkah penyebaran agama Kristen dan
juga ucapan-ucapan yang menghina dalam parlemen Negeri belanda tentang
tipisnya kepercayaan agama bangsa Indonesia
· Cara adat lama yang terus dipakai
di daerah kerajaan-kerajaan Jawa, makin lama makin dirasakan sebagai
penghinaan terhadap umat Islam
Nama
SDI dirubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan tujuan untuk memperluas
daerah pergerakan supaya tidak terbatas pada golongan pedagang saja.
Anggaran Dasar SI menyebutkan tujuan dari
Sarekat Islam :
“Mencapai kemajuan rakyat yang
nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong menolong diantara
kaum Muslimin semuanya. “
“memajukan semangat dagang bangsa
Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama,
menghilangkan faham-faham keliru tentang agama Islam.”
Sifat pergerakan dari SI ini adalah kooperatif dan tidak bereaksi
melawan pemerintah Belanda. Walaupun begitu, dengan agama Islam sebagai
lambang persatuan. (Kongres Sarekat Islam I 26 Januari 1913
di Surabaya).
SI
adalah organisasi kerakyatan dan hanya diperuntukan bagi rakyat biasa, pegawai
pemerintah Belanda tidak diperbolehkan menjadi anggota. Anggota haruslah
rakyat biasa yang beragama Islam dan orang pribumi (Kongres
Sarekat Islam II di Solo).
Dalam
tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Sarekat Islam
(C.S.I) dengan tujuan untuk memajukan dan membantu S.I daerah,
mengadakan dan memelihara perhubungan dan pekerjaan berasama.
Kongres Nasional S.I ke 3 di Surabaya (29 September-6
Oktober 1918) telah merubah haluan pergerakan menjadi cenderung kiri
yang membela kaum buruh dan menentang kapitalisme. Dalam kongres ini
diputuskan bahwa S.I menentang pemerintah sepanjang tindakannya
melindungi kapitalisme; pegawai negeri Indonesia dikatakan adalah alat,
penyokong kepentingan kapitalis. Selain itu S.I juga menuntut mengadakan
peraturan-peraturan sosial guna kaum buruh, untuk mencegah penindasan
dan perbuatan kesewenang-wenangan (upah minimum, maksimum waktu kerja
dl). Ini ditimbulkan karena adanya infiltrasi orang-orang berfaham
sosialis seperti Alimin, Semaun, Darsono, Tan Malaka dan lainnya yang
berasal dari Indische Social Democratische Vereeniging (I.S.D.V)
yang nantinya berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (P.K.I) yang
masuk menjadi anggota S.I. Dengan sifat pergerakan yang berubah, maka
S.I sangat terbuka kepada orang-orang yang berfaham kiri untuk menjadi
anggota bahkan menjadi pengurusnya. Sehingga timbul reaksi dari anggota
S.I lain untuk membersihkan S.I dari unsur-unsur sosialis komunis lewat Kongres Nasional S.I ke 6 di Surabaya (10 Oktober 1921)
dipimpin oleh Tjokroaminoto untuk membentuk disiplin partai dengan
menyamakan dasar perjuangan. Oleh karena itu maka orang tidak mungkin
lagi menjadi anggota S.I sekaligus mejadi anggota P.K.I.
Indische Partij
Organisasi
ini didirikan di Bandung atas prakarsa tiga tokoh populer yang biasa
disebut tiga serangkai yaitu Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr.
Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Sifat
dari organisasi ini radikal dan progresif dengan menyatakan sebagai
partai politik.
Keanggotaan
Indische Partij
adalah terbuka untuk semua golongan baik orang Eropa dan keturunannya
yang tinggal di Hindia Belanda (Indo), orang Belanda keturunannya
(Indo), orang Tionghoa dan keturunannya dan orang pribumi.
Tujuan : Indie Merdeka
Dasar
:
National Indie
Semboyan : Indie untuk Indier
Bendera : warna dasar hitam (menunjukan warna kulit orang
Indonesia), satu pojoknya diberi garis-garis hijau (yang berarti
pengharapan baik dimasa mendatang), merah (yang berarti keberanian) dan
biru (yang berarti kesetiaan)
Dikarenakan
sifat dari pergerakan ini radikal, maka pemerintahan kolonial membuang
(mengasingkan) ke tiga tokohnya dengan tuduhan akan mengadakan
pemberontakan pada bulan Agustus 1913.
· Douwes Dekker diasingkan ke Timor
Kupang
· Tjipto Mangunkusumo diasingkan ke Banda
· Suwardi Suryaningrat diasingkan ke
Bangka
Namun ketiganya meminta untuk diasingkan ke negeri
Belanda, permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar